Mamuju Tengah – Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK), melakukan kunjungan lapangan ke proyek Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah. Dalam kunjungan tersebut, SDK menilai bahwa proyek strategis nasional ini memiliki peran vital dalam memperkuat ketahanan pangan serta mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah Sulbar.
Tinjau Progres Pembangunan
SDK datang didampingi Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, jajaran Dinas Pekerjaan Umum, serta unsur Forkopimda Mamuju Tengah. Dalam kunjungannya, ia meninjau sejumlah titik utama pembangunan bendungan, termasuk area spillway, tubuh bendungan, serta jaringan irigasi yang tengah dikerjakan.
Menurut laporan dari pelaksana proyek, progres pembangunan Bendungan Budong-Budong telah mencapai sekitar 80 persen, dan ditargetkan rampung pada pertengahan tahun depan. SDK menyebut, jika rampung tepat waktu, bendungan ini akan menjadi salah satu infrastruktur air terbesar di Sulawesi Barat yang mampu mengairi ribuan hektare lahan pertanian.
“Bendungan ini bukan hanya proyek fisik, tetapi simbol harapan bagi petani dan masyarakat. Dengan pengelolaan air yang baik, kita bisa memastikan ketersediaan pangan di masa depan,” ujar SDK.
Dorong Peningkatan Produksi Pertanian
Bendungan Budong-Budong nantinya akan mengairi lebih dari 3.000 hektare lahan pertanian, khususnya di wilayah Kecamatan Topoyo dan sekitarnya. Dengan adanya pasokan air yang stabil sepanjang tahun, diharapkan produktivitas pertanian meningkat dan petani tidak lagi bergantung pada musim hujan.
SDK menegaskan, kehadiran bendungan ini akan menjadi pondasi utama untuk ketahanan pangan Sulbar, sejalan dengan arah kebijakan nasional di sektor pertanian dan pengelolaan sumber daya air.
“Pemerintah provinsi akan terus mendorong kolaborasi lintas sektor, baik dengan Kementerian PUPR maupun pemerintah kabupaten, agar manfaat bendungan ini bisa maksimal,” tambahnya.

Baca juga: SDK Lantik 39 Pejabat, Ingatkan Layanan Publik Harus Baik Meski Anggaran Ketat
Dampak Ekonomi dan Sosial
Selain untuk pertanian, bendungan ini juga akan dimanfaatkan untuk pengendalian banjir dan penyediaan air baku bagi masyarakat sekitar. Bendungan Budong-Budong bahkan berpotensi dikembangkan sebagai objek wisata air dan perikanan darat, yang dapat membuka lapangan kerja baru bagi warga setempat.
“Kita ingin masyarakat di sekitar bendungan juga mendapat manfaat ekonomi langsung, bukan hanya dari pertanian tapi juga dari sektor lain seperti wisata dan perikanan,” jelas SDK.
Warga di sekitar lokasi proyek menyambut baik kunjungan Gubernur dan berharap penyelesaian proyek bisa dipercepat. “Kami sangat menunggu bendungan ini selesai. Selama ini lahan kami sering kering di musim kemarau,” ungkap Ahmad, salah satu petani di Desa Babana.
Komitmen Pemerintah Provinsi
SDK menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat akan terus mengawal setiap proyek strategis nasional di wilayahnya agar selesai tepat waktu dan tepat sasaran. Ia juga meminta agar semua pihak yang terlibat menjaga kualitas pekerjaan serta memperhatikan aspek keselamatan kerja.
“Ini adalah proyek besar untuk masa depan Sulbar. Saya minta semua pihak serius dan bekerja profesional. Jangan sampai ada penyimpangan atau kelalaian,” tegasnya.
Menuju Kemandirian Pangan Sulbar
Dengan potensi besar yang dimiliki Bendungan Budong-Budong, SDK optimistis Sulawesi Barat dapat mencapai kemandirian pangan dalam beberapa tahun ke depan. Selain memperkuat infrastruktur air, ia juga menyiapkan program pendampingan bagi petani agar mampu mengoptimalkan lahan pertanian yang akan diairi bendungan.
“Jika kita kelola dengan baik, bendungan ini akan menjadi berkah besar. Ini langkah nyata menuju Sulbar yang mandiri dan sejahtera,” pungkasnya.





