, ,

BPBD Sulbar Gelar Patroli Antisipasi Cuaca Ekstrem

oleh -92 Dilihat

Wawasan Mamuju – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Barat memperketat langkah antisipasi menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mulai melanda sejumlah wilayah di provinsi tersebut. Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah menggelar patroli terpadu dan pemantauan lapangan untuk mendeteksi potensi bencana sejak dini.

Patroli Gabungan Libatkan TNI-Polri dan Relawan

Kepala Pelaksana BPBD Sulbar, Muhammad Ilham, mengatakan kegiatan patroli dilakukan bersama unsur TNI, Polri, Basarnas, dan relawan tangguh bencana di tingkat desa. Patroli ini menyasar wilayah rawan longsor, bantaran sungai, dan daerah pesisir yang kerap menjadi titik banjir musiman.

“Patroli ini bukan hanya untuk memantau kondisi lapangan, tapi juga mengedukasi warga agar lebih siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem. Kami minta masyarakat segera melapor jika melihat tanda-tanda potensi bencana,” ujar Ilham saat ditemui di Posko BPBD Sulbar, Rabu (29/10/2025).

Siaga Banjir dan Longsor di Titik Rawan

Data BPBD Sulbar mencatat, sedikitnya terdapat 47 titik rawan longsor dan 32 titik rawan banjir di seluruh wilayah provinsi. Daerah dengan risiko paling tinggi adalah Kecamatan Kalukku dan Tapalang di Kabupaten Mamuju, serta beberapa kawasan di Mamasa yang memiliki kontur perbukitan curam.

“Intensitas hujan meningkat signifikan dalam sepekan terakhir, sementara kondisi tanah di beberapa titik sudah jenuh air. Ini membuat risiko longsor dan banjir bandang semakin tinggi,” jelas Ilham.

Untuk itu, BPBD telah menyiagakan peralatan berat, perahu karet, dan logistik darurat di gudang utama Mamuju serta pos siaga di kabupaten. Langkah ini diambil agar penanganan bisa dilakukan cepat jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

BPBD Sulbar
BPBD Sulbar

Baca juga: Gubernur Sulbar Dorong Pembangunan Jalan Melalui Inpres

Edukasi dan Sosialisasi di Sekolah dan Desa

Selain patroli, BPBD juga menggencarkan program edukasi mitigasi bencana di sekolah-sekolah dan desa rawan bencana. Program ini melibatkan relawan muda, guru, dan aparat desa untuk memperkuat pengetahuan dasar tentang langkah penyelamatan diri ketika terjadi banjir, tanah longsor, atau angin puting beliung.

“Kami tidak ingin masyarakat hanya bersikap reaktif. Pengetahuan mitigasi harus menjadi budaya, agar saat bencana datang mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan,” kata Koordinator Bidang Kesiapsiagaan BPBD Sulbar, Siti Rahmawati.

Ia menyebut, pelatihan tersebut termasuk simulasi evakuasi mandiri, pembuatan jalur aman, dan cara menggunakan alat komunikasi darurat.

Kolaborasi dengan BMKG dan Pemerintah Kabupaten

Dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, BPBD Sulbar menjalin koordinasi erat dengan BMKG Stasiun Meteorologi Mamuju dan pemerintah kabupaten.

“Setiap informasi dari BMKG langsung kami sampaikan melalui grup siaga bencana di tingkat desa. Kami ingin sistem peringatan dini berjalan efektif,” kata Ilham.

Gubernur Sulawesi Barat, Zudan Arif Fakrulloh, turut memberikan arahan agar seluruh instansi tidak lengah menghadapi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat dan perekonomian. “Pemerintah daerah harus memastikan kesiapan logistik dan akses jalan tetap terjaga, terutama untuk jalur evakuasi,” ujarnya.

BPBD mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada, khususnya bagi yang tinggal di daerah rawan banjir dan lereng perbukitan. Masyarakat juga diminta tidak mendirikan bangunan di sempadan sungai, serta segera melapor ke posko jika menemukan tanda-tanda bahaya seperti retakan tanah atau debit air sungai yang meningkat cepat.

“Kesiapsiagaan adalah kunci. Kami ingin meminimalkan korban jiwa dan kerugian melalui deteksi dini serta respon cepat,” tutup Ilham.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.