Wawasan Mamuju — Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sejak Jumat malam (31/10/2025) menyebabkan sungai di Kecamatan Simboro meluap dan merendam sejumlah permukiman warga. Akibatnya, sekitar 400 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang merendam ratusan rumah di beberapa perumahan dan desa sekitar bantaran sungai.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju menunjukkan, banjir mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 22.30 WITA setelah debit air Sungai Karema dan Sungai Rimuku meningkat tajam. Air dengan ketinggian antara 60 hingga 120 sentimeter itu membuat sebagian warga harus dievakuasi menggunakan perahu karet.
Warga Mengungsi ke Tempat Aman
Kepala Pelaksana BPBD Mamuju, Alamsyah, mengatakan bahwa tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan kemanusiaan telah dikerahkan untuk membantu evakuasi warga terdampak. Hingga Sabtu pagi (1/11/2025), ratusan warga telah dipindahkan ke lokasi aman seperti Masjid Al-Ikhlas Karema dan Gedung Serbaguna Rimuku.
“Evakuasi masih berlangsung karena curah hujan belum menunjukkan tanda-tanda reda. Kami memprioritaskan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil untuk dievakuasi lebih dulu,” ujar Alamsyah.
Ia menambahkan, sejumlah titik pengungsian juga telah disiapkan dengan tenda darurat, dapur umum, serta pelayanan kesehatan sementara yang dikoordinasikan bersama Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Mamuju.
Perumahan Warga Terendam Hingga Atap
Pantauan di lapangan menunjukkan beberapa perumahan seperti Perumahan BTN Karema, BTN Binanga Indah, dan Perumahan Simboro Lestari menjadi wilayah yang paling parah terdampak. Di beberapa lokasi, air bahkan sudah mencapai atap rumah.
Seorang warga BTN Karema, Nurhayati (42), mengaku panik saat air tiba-tiba masuk ke dalam rumahnya tengah malam. Ia dan keluarganya tidak sempat menyelamatkan banyak barang.
“Air cepat sekali naik. Kami hanya sempat ambil pakaian dan surat-surat penting. Barang lain terendam semua,” kata Nurhayati dengan nada haru.
Selain rumah warga, banjir juga merendam beberapa fasilitas umum seperti jalan utama, sekolah dasar, dan mushala. Akses jalan di sejumlah titik kini sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Baca juga: Balita 3 Tahun Hilang 10 Hari Diduga Tenggelam di Pulau Saboyan Mamuju
Pemerintah Siapkan Langkah Cepat
Bupati Mamuju, Sitti Sutinah Suhardi, turun langsung meninjau lokasi terdampak banjir bersama jajaran Forkopimda. Ia meminta seluruh aparat dan relawan mempercepat penyaluran bantuan serta memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi.
“Kita tidak ingin ada warga yang kelaparan atau sakit karena terlambat ditangani. Saya sudah instruksikan agar logistik dan obat-obatan segera disalurkan malam ini juga,” tegas Sutinah.
Ia juga menyoroti perlunya normalisasi sungai dan perbaikan drainase kota, yang dinilai menjadi salah satu penyebab cepatnya air meluap ke permukiman warga.
“Ini jadi evaluasi serius bagi pemerintah daerah. Kami akan segera berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III untuk mencari solusi jangka panjang,” ujarnya.
Penyebab dan Upaya Penanggulangan
Menurut BMKG Mamuju, intensitas hujan tinggi dalam dua hari terakhir dipicu oleh adanya aktivitas gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah Sulawesi bagian barat yang meningkatkan potensi hujan ekstrem. Selain itu, kondisi geografis Mamuju yang banyak dilalui aliran sungai memperparah risiko banjir.
Tim BPBD telah menyiagakan posko pemantauan banjir 24 jam dan mengimbau warga di sekitar bantaran sungai agar tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan.
“Kami masih terus melakukan pendataan kerugian dan jumlah pasti warga terdampak. Prioritas utama saat ini adalah keselamatan dan kebutuhan dasar masyarakat,” tutur Alamsyah.
Warga Harapkan Bantuan Jangka Panjang
Sementara itu, sejumlah warga berharap agar pemerintah tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada upaya pencegahan jangka panjang, seperti pengerukan sungai dan pembangunan tanggul pelindung.
“Setiap musim hujan kami selalu was-was. Kalau hanya dievakuasi lalu pulang lagi ke rumah yang sama tanpa solusi, banjir ini akan terus terulang,” ungkap Rahman, warga Rimuku yang rumahnya terendam setinggi dada orang dewasa.
Saat ini, kondisi air di beberapa titik mulai surut, namun lumpur dan sampah masih menumpuk di jalan dan halaman rumah. Petugas kebersihan bersama warga bergotong royong melakukan pembersihan setelah air mulai mereda.
Banjir kali ini menjadi yang terparah sepanjang 2025 di wilayah Mamuju. Pemerintah daerah memastikan akan terus melakukan pemulihan pascabencana serta mempercepat penanganan infrastruktur agar aktivitas warga segera kembali normal.





