, ,

Antrian BBM Mengular di SPBU Polohu, Warga Mateng Keluhkan Kondisi Tak Kunjung Normal

oleh -36 Dilihat

Wawasan Mamuju — Antrian kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Polohu, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, kembali mengular sejak Jumat (1/11/2025). Kondisi ini menimbulkan keluhan dari masyarakat, terutama sopir angkutan dan petani yang harus kehilangan waktu berjam-jam hanya untuk mendapatkan bahan bakar.

Pantauan di lapangan menunjukkan, antrean kendaraan roda dua dan roda empat membentang hingga lebih dari 300 meter dari area SPBU. Sejumlah warga terlihat membawa jerigen untuk mengisi BBM, sementara petugas berulang kali mengingatkan agar masyarakat mengantre tertib dan tidak menyerobot barisan.

Salah satu warga, Herman (42), sopir truk pengangkut hasil pertanian, mengaku sudah menunggu lebih dari dua jam namun belum juga mendapatkan giliran. Ia menyebut kelangkaan BBM jenis Pertalite dan Solar sudah terjadi hampir sepekan terakhir.

“Sudah dari Senin begini. Kadang datang jam 7 pagi, baru bisa isi jam 10. Kalau habis stok, kami disuruh balik besok,” keluh Herman kepada wartawan.

Menurutnya, situasi ini sangat merugikan para sopir angkutan barang karena waktu pengantaran menjadi tidak menentu. “Kami kerja dibayar per rit, jadi kalau antre berjam-jam begini jelas rugi,” tambahnya.

Warga Pertanyakan Distribusi BBM

Kondisi antrean panjang ini bukan kali pertama terjadi. Sejumlah warga mengaku fenomena kelangkaan BBM di SPBU Polohu sudah sering terulang setiap bulan, terutama ketika terjadi keterlambatan pasokan dari depo utama di Mamuju.

Sari (35), warga Desa Tobadak, menilai pemerintah daerah dan Pertamina seharusnya meningkatkan pengawasan distribusi agar tidak terjadi penumpukan di satu titik.

“Kalau ada truk Pertamina datang, langsung ramai orang antre. Tapi habis setengah hari sudah kosong lagi. Kami curiga ada permainan karena cepat sekali habisnya,” ujar Sari.

Warga juga menyoroti keberadaan pembeli BBM menggunakan jerigen dalam jumlah besar yang dinilai memperparah kelangkaan. Mereka berharap ada ketegasan aparat untuk menertibkan praktik tersebut.

Pengelola SPBU Klaim Pasokan Terbatas

Sementara itu, pengelola SPBU Polohu, Andi Rahmat, membenarkan bahwa stok BBM beberapa hari terakhir menurun akibat pasokan dari Pertamina terlambat tiba. Ia menyebut bahwa keterlambatan distribusi terjadi karena cuaca buruk dan antrean kapal pengangkut di pelabuhan.

“Kami hanya menyalurkan sesuai kuota. Biasanya satu hari dapat tiga tangki, tapi minggu ini cuma dua kali pengiriman. Jadi otomatis cepat habis,” jelas Rahmat.

Ia menambahkan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pertamina dan pemerintah daerah untuk menormalkan kembali suplai. “Kami juga sudah larang penjualan pakai jerigen, kecuali dengan surat rekomendasi resmi,” katanya.

SPBU Polohu
SPBU Polohu

Baca juga: Banjir Rendam Perumahan di Mamuju gegara Sungai Meluap, 400 KK Terdampak

Pemerintah Daerah Turun Tangan

Menanggapi keluhan masyarakat, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Mamuju Tengah menurunkan tim ke lapangan untuk memantau langsung situasi di SPBU Polohu.

Kepala Disdagperin Mateng, Abdul Rahman, menyebut pihaknya sedang berkoordinasi dengan Pertamina Parepare untuk mempercepat pengiriman BBM ke wilayah Tobadak dan sekitarnya.

“Kami tidak ingin antrean panjang ini terus terjadi. Tim sudah mendata kebutuhan harian SPBU dan akan melaporkan ke Pertamina agar kuota bisa disesuaikan,” ujarnya.

Rahman juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan menindak tegas oknum pengetap atau pengecer ilegal yang mempermainkan pasokan BBM bersubsidi. “Kalau ada bukti kuat, kami akan libatkan kepolisian untuk penindakan,” tegasnya.

Pertamina Pastikan Distribusi Segera Normal

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi dalam pernyataannya menyebut bahwa pihaknya sedang melakukan penyesuaian logistik agar suplai ke Mateng kembali normal dalam waktu dekat.

Area Manager Communication & CSR Pertamina Sulawesi, Laode Anas, menjelaskan bahwa kondisi serupa juga terjadi di beberapa kabupaten lain akibat faktor cuaca dan antrean kapal di terminal BBM.

“Kami memastikan tidak ada pengurangan kuota. Hanya keterlambatan pengiriman karena faktor teknis di lapangan. Distribusi tambahan sudah dijadwalkan mulai besok,” kata Laode.

Warga Harap Situasi Segera Pulih

Kendati pemerintah dan Pertamina berjanji menormalkan pasokan, warga berharap pengawasan terhadap distribusi di tingkat SPBU diperketat agar masalah serupa tidak berulang.

“Kami cuma ingin situasi normal lagi. Tidak mungkin setiap minggu antre begini,” kata Herman yang masih menunggu giliran di SPBU.

Dengan antrean panjang yang terus terjadi, aktivitas ekonomi warga di sekitar Tobadak ikut terganggu. Beberapa pedagang kecil bahkan mengaku sulit berjualan karena kesulitan mendapatkan bensin untuk operasional harian.

Indosat

No More Posts Available.

No more pages to load.