Wawasan Mamuju – Puluhan pekerja di Desa Babana, Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, melakukan aksi spontan dengan menghentikan 12 truk berisi Crude Palm Oil (CPO) pada Selasa malam. Aksi tersebut terjadi sebagai bentuk protes terhadap sebuah kebijakan perusahaan yang dinilai sangat merugikan pekerja dan warga lokal.
Aksi Spontan: Truk Dihentikan di Jalan Poros
Aksi puluhan pekerja itu berlangsung di jalan poros Babana, salah satu jalur utama yang biasa dilalui kendaraan pengangkut CPO. Para pekerja menghentikan satu per satu truk yang melintas sambil memasang tanda pemberhentian dan berdiri di tengah jalur.
Menurut informasi di lapangan, para pekerja menghentikan 12 unit truk CPO yang datang dari arah kebun menuju pabrik. Mereka menolak truk tersebut melanjutkan perjalanan sebelum ada kejelasan dan respons dari pihak perusahaan.
“Kami sudah terlalu lama diam. Hari ini kami tuntut jawaban. Kebijakan baru ini memiskinkan kami,” ujar salah satu pekerja yang ikut aksi.
Kebijakan Baru Jadi Pemantik Kericuhan
Para pekerja menilai kebijakan perusahaan yang diterapkan beberapa minggu terakhir sangat memberatkan. Meski belum dijelaskan secara rinci dalam pernyataan resmi, para pekerja menyebut kebijakan tersebut berpengaruh pada sistem upah, tambahan beban kerja, dan pemotongan tertentu yang membuat pendapatan mereka turun drastis.
Bagi mereka, aturan baru itu bukan hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga dianggap mengabaikan kesejahteraan pekerja yang selama ini bergantung pada stabilitas produksi sawit.
“Kami bukan menolak bekerja. Tapi jangan buat aturan yang membuat keluarga kami makin susah,” kata pekerja lainnya.
Ketegangan Terjadi, Aparat Turun Tangan
Aksi penghentian truk ini sempat membuat arus lalu lintas terganggu. Beberapa sopir truk tampak kebingungan karena tidak berani melawan keputusan para pekerja lapangan.
Aparat kepolisian kemudian datang untuk menenangkan situasi. Petugas sempat memediasi pekerja dan sopir truk agar aksi tetap berjalan kondusif. Tidak ada benturan fisik yang terjadi, namun suasana sempat memanas ketika beberapa pekerja berusaha menahan truk agar tidak bergerak sama sekali.
“Kami menjaga agar situasi tetap aman. Hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi tetap dihormati, selama tidak mengganggu ketertiban umum,” ujar salah seorang aparat di lokasi.

Baca juga: BPOM Mamuju Dampingi UMKM Raih Izin Edar
Pekerja Minta Dialog Terbuka
Para pekerja menuntut agar manajemen perusahaan segera turun langsung ke lokasi untuk berdialog. Mereka menegaskan tidak akan menghentikan aksi sebelum perusahaan memberikan kejelasan dan perubahan atas kebijakan yang merugikan tersebut.
“Kami ingin pertemuan resmi, bukan janji-janji. Ini menyangkut hidup ratusan pekerja,” tegas koordinator aksi.
Beberapa perwakilan pekerja juga meminta agar dinas tenaga kerja setempat ikut memediasi agar tuntutan mereka mendapat perhatian pemerintah.
Perusahaan Masih Bungkam
Hingga malam aksi berlangsung, pihak perusahaan yang disebut sebagai pemilik operasional truk CPO belum memberikan pernyataan resmi. Sikap diam perusahaan ini justru membuat para pekerja semakin kecewa dan merasa aspirasi mereka tidak dihargai.
Warga sekitar Babana berharap persoalan ini bisa segera diselesaikan tanpa harus terjadi aksi lanjutan yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat.
Aksi Berlanjut Jika Tuntutan Tak Digubris
Para pekerja menyatakan siap memperluas aksi jika tidak ada solusi konkret. Mereka menegaskan penghentian 12 truk hanyalah langkah awal dari bentuk protes yang lebih besar.
“Kami siap menghentikan semua kendaraan operasional kalau tidak ada kejelasan. Ini bukan ancaman, tapi tuntutan hak,” kata salah seorang pekerja senior.
Kini, semua pihak menunggu respons dari perusahaan dan pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan yang memanas di Babana, Mamuju Tengah tersebut.





