Mamuju, Sulawesi Barat — Panitia pelaksana Sandeq Silumba 2025 bergerak cepat (gercep) menindaklanjuti komitmen kepada para pelaut tradisional atau passandeq. Sebanyak 55 passandeq kini mulai menerima hak-hak mereka usai sukses mengarungi laut Mandar dalam ajang budaya maritim yang sarat nilai sejarah dan kearifan lokal itu.
Serah terima hak tersebut dilakukan secara simbolis dalam suasana penuh keakraban di salah satu titik singgah yang menjadi bagian dari rute pelayaran budaya tersebut.
Wujud Apresiasi untuk Penjaga Tradisi Bahari Mandar
Ketua Panitia Sandeq Silumba 2025 menyatakan bahwa pencairan hak untuk passandeq merupakan bentuk apresiasi sekaligus tanggung jawab moral kepada mereka yang telah menjadi garda terdepan dalam menjaga tradisi bahari Sulawesi Barat.
“Sandeq bukan hanya lomba perahu layar. Ini adalah ekspresi budaya, warisan nenek moyang yang dirawat oleh para passandeq dengan keberanian dan ketulusan. Sudah sepantasnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak,” ujarnya.

Baca juga: Manakarra Fair 2025 Hadir Lagi, Angkat Tenun Tertua Dunia dari Kalumpang
Beberapa passandeq menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian panitia. Ini bukan soal uangnya saja, tapi kami merasa perjuangan kami mengarungi laut tidak sia-sia,” kata Daeng Usman, salah satu passandeq senior yang telah ikut sejak generasi awal pelayaran Sandeq.
Sandeq Silumba: Lebih dari Sekadar Lomba
Sandeq Silumba tahun ini kembali menggugah semangat masyarakat pesisir, menyatukan generasi muda dan tua dalam semangat yang sama: melestarikan budaya bahari Mandar.
Panitia pun menegaskan komitmennya untuk terus memperbaiki manajemen acara dan memperluas dukungan kepada passandeq di masa mendatang. Tak hanya dari sisi finansial, tetapi juga melalui pelatihan keselamatan pelayaran, perawatan perahu tradisional, hingga regenerasi passandeq muda.
Pemda dan Panitia Siap Kembangkan Potensi Ekowisata Bahari
Pemerintah daerah turut memberikan apresiasi atas kerja cepat panitia dan berjanji untuk terus mendukung pelestarian budaya maritim ini,
“Kita akan dorong agar Sandeq tidak hanya menjadi event tahunan, tetapi menjadi bagian dari kurikulum wisata dan edukasi budaya. Passandeq kita adalah aset hidup yang perlu kita jaga dan sejahterakan,” ujar salah satu pejabat daerah.